The First Kids Tracker in Indonesia

Family's guardian"Mengawasi anak sudah menjadi kewajiban Orangtua"bersama Bipbip Watch :)Price Rp 999.000You can...

Posted by Bipbip Watch on 27 November 2015

Minggu, 08 September 2013

Success with The Character of The Prophet


Segmentasi ala Nabi
Prinsip bisnis Rasulullah Muhammad SAW.


Apakah modal utama memulai usaha? Jika Anda menjawab uang, mungkin benar, tapi tidak dalam bisnis ala Rasulullah SAW. “Yang menjadi number one capital dalam bisnis ala Rasulullah adalah kepercayaan (trust) dan kompetensi,” kata pakar ekonomi syariah, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec.



Menurut beliau, dalam trust itu ada integritas dan kemampuan melaksanakan usaha. “Rasulullah membangun usaha dari kecil, dari sekadar menjadi pekerja, kemudian dipercaya menjadi supervisor, manager, dan kemudian menjadi investor.



Perjalanan dari kuadran ke kuadran itu, menunjukkan bahwa Rasulullah adalah seorang entrepreneur yang memiliki strategi dalam mengembangkan usahanya dan karakteristik untuk mencapai sukses.



Sebagai pengusaha dan pemimpin, Rasulullah mempunyai sumber income yang sangat banyak. Namun beliau sangat ringan tangan memberi bantuan. “Beliau sangat tidak sabar melihat ada umat yang menderita dan tidak ridha melihat kemiskinan di sekitarnya atau kelaparan di depan matanya.



Itu sebabnya, Rasulullah selalu berinfak dengan kecepatan yang luar biasa, yang digambarkan para sahabatnya sebagai “seperti hembusan angin”. “Beliau menyedekahkan begitu banyak hartanya dan mengambil sedikit saja untuk diri dan keluarganya.



Sementara itu menurut Laode M. Kamaluddin. Ph.D. dalam bukunya “14 Langkah Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis”, kejujuran dan keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan bagi seorang pengusaha generasi selanjutnya. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik. Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.



Di dalam buku 14 Langkah Bagaimana Rasulullah SAW membangun Kerajaan Bisnis juga dipaparkan rahasia bisnis Rasulullah, antara lain menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga, berpikir VISIONER, kreatif dan siap menghadapi perubahan, pintar mempromosikan diri, menggaji karyawan sebelum kering keringatnya, mengutamakan sinergisme, berbisnis dengan cinta, serta pandai bersyukur dan berucap terima kasih.



Selain memaparkan rahasia bisnis Rasulullah, Laode M. Kamaluddin. Ph.D juga memberi penekanan khusus pada pentingnya menjaga amanah. Sebab kesuksesan Rasulullah tak bisa lepas dari keberhasilannya menjaga kepercayaan (amanah), ini merupakan ciri utama dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah sehingga tidak ada satupun orang yang berinterakasi dengan beliau kecuali mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Dan sangat pantas jika beliau mendapatkan gelar Al-Amiin (orang yang dapat dipercaya). Itulah modal terbesar yang tak bisa ditawar-tawar jika kita ingin sukses dalam berbisnis seperti Rasulullah.



Prof. Afzalul Rahman dalam buku Muhammad A Trader, mengungkapkan :

(Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang jujur dan adil (fairplay) dalam membuat perjanjian bisnis dan tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh (komplain). Beliau selalu menepati janjinya dan dalam menyerahkan/mengirimkan barang-barang pesanannya selalu tepat waktu dan tetap mengutamakan kualitas barang yang telah dipesan dan disepakati sebelumnya. Dalam berperilaku bisnis Beliau selalu menunjukkan rasa penuh tanggung jawab dan memiliki integritas yang tinggi di mata siapapun. Reputasi beliau sebagai seorang pedagang yang jujur dan adil telah dikenal luas sejak beliau masih muda).


Untuk memajukan  bisnis yang kita kelola, kita harus mengetahui dulu apakah sebenarnya manfaat dari bisnis itu, sehingga setelah kita yakin atas manfaat dari bisnis tersebut, kita akan yakin pula untu mengerjakan bisnis tersebut dengan sebaik mungkin dan hal ini juga yang bisa menyebabkan Islam dapat berkembang. Manfaat dari bisnis itu sendiri antara lain adalah; agar kita dapat memperoleh keuntungan sehingga dari keuntungan yang kita peroleh dapat menjadi tabungan untuk kita, membuka peluang pekerjaan dimana kita memberikan kesempatan kepada saudara muslim seiman yang tidak mempunyai pekerjaan untuk bekerja dengan bisnis yang kita kerjakan sehingga kita dapat mengurangi kemiskinan yang terjadi pada umat muslim, dan salah satu manfaat yang lainnya adalah tersedianya sarana dan prasarana bagi umat muslim sehingga kebutuhan umat muslim dapat terpenuhi. Dan salah satu manfaat bisnis yang sering kita lupakan adalah agar mempererat tali silaturahmi, padahal Tali Silaturahmi inilah yang nantinya akan memperkuat persaudaraan antar umat muslim dan memajukan islam ke arah yang lebih baik lagi.
Dan didalam berbisnis juga, kita tidak boleh terlena atas usaha yang telah kita jalankan, kita harus mewaspadai dan melakukan pencegahan agar usaha atau bisnis kita dapat berjalan dengan baik. Pencegahannya itu yaitu dengan;
1. Kelengkapan serta keakuratan data dan informasi yang diperoleh.
2. Tenaga Ahli yang dimiliki benar-benar berkualitas dan tangguh.
3. Penentuan metode dan Alat ukur yang tepat.
4. Loyalitas Team studi dari Kelayakan Bisnis itu sendiri.
Dengan memperhatikan 4 faktor diatas, kita dapat mewaspadai atas segala sesuatu yang nanti akan terjadi maupun dampak negatifnya yang kita lakukan sehingga kita bisa mempersiapkan diri kita agar dapat maju kembali.
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari awal kisah Nabi Muhammad menjadi seorang Entrepreneur hingga tips-tips untuk menjalankan bisnis yang baik, hikmahnya jangan pernah ragu untuk melakukan suatu bisnis dari sejak dini atau  kecil, karena Rasulullah SAW pun telah melakukan bisnis sejak beliau masih kecil, dan tidak perlu takut apabila belum mempunyai modal untuk memulai bisnis, karena Rasulullah pun mulai berdagang tanpa uang, usaha yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan ada kemudahan untuk melaksananya.


Beruntunglah bagi generasi muda yang sudah berani untuk menjalani usaha/bisnisnya,karena Rasulullah SAW pun dari sejak kecil telah menjadi seorang Pedagang/pengusaha yang terkenal sukses serta jujur di daerahnya, sehingga beliau dijuluki dengan Al- Amin (orang yang dapat dipercaya) karena didalam berdagang beliau selalu jujur, tidak mengurang-ngurangi berat timbangan, melayani pembeli dengan sopan. dari umur 8 tahun Rasulullah Saw telah memulai usahanya yaitu dengan cara berdagang. Hal inilah yang membuat Baginda Nabi Muhammad Saw berhasil  mempertahankan hidupnya padahal beliau dimasa kecilnya telah menjadi anak Yatim-Piatu. 

Dari kisah singkat tentang Sejarah Rasulullah SAW untuk menjadi seorang Entreprenur yang handal, kita dapat mengambil hikmah bahwasannya kita tidak boleh ragu untuk memulai suatu usaha, usaha tersebut harus diiringi dengann tekad yang kuat, serta keyakinan bahwa usaha yang kita lakukan itu pasti akan berhasil. Mulai lah suatu bisnis itu sejak usia dini, sehingga kita dapat terlatih dan terbiasa. Bahwasannya ada sebuah kata-kata dari Mahfudzot yang berbunyi “Man Jadda Wa Jadaa” barang siapa yang bersungguh-sunggug pasti ia akan  berhasil mendapatkannya. Bahwasannya disini  kalau kita yakin dan bersungguh-sunggu segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
 

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur dan adil serta dapat dipercaya dalam membuat perjanjian bisnis sehingga beliau sukses dalam usahanya. Dan pelaksanaan dalam kehidupan yang harus digunakan sebagai contoh implementasi nyata terhadap kelangsungan bisnis ataupun usaha tertentu, arahkan pusat yang terkait hal tersebut dengan Baginda Nabi Kita Rasulullah Muhammad saw. 

Akan tetapi, bandingkan dengan keadaan saat ini yang ada di sekitar kita, ada sebagian saudara kita yang cenderung menghalalkan segala cara dalam menjual dagangannya. Fenomena penjual daging sapi glonggongan, daging sapi dicampur daging celeng, ayam tiren (ayam mati kemaren), borak, beras dicampur pemutih pakaian, pewarna makanan menggunakan pewarna kain dan masih banyak lagi. Mereka seolah tidak peduli dengan kerugian dan dampak yang akan diterima oleh pembelinya. Semakin membuat kita prihatin mereka berdalih “cari yang haram saja susah apalagi yang halal ?.



Di dunia maya-pun seolah tak mau ketinggalan, makin maraknya cyber crime, aksi tipu-tipu, scam, hoax, virus, pencurian data sampai pembobolan rekening dll, membuat kita semakin prihatin. Dari ke semua itu timbul pertanyaan di benak kita, masih adakah kejujuran dan keadilan serta amanah atau kepercayaan (trust) di sekitar kita?.



Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Semoga apa yang diajarkan Baginda Rasul SAW ini bisa kita terapkan dalam bisnis kita dan dapat menginspirasi buat temen temen semua amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas masukkan dan sarannya. Mohon maaf jika ada kesamaan, kekurangan ataupun kesalahan. Semoga kedepannya akan menjadi inspirasi yang lebih dan semakin bermanfaat. :)